Berita

Menyambut Fenomena Gerhana Matahari Total: Antisipasi, Fakta Menarik, dan Debu Hoaks!

×

Menyambut Fenomena Gerhana Matahari Total: Antisipasi, Fakta Menarik, dan Debu Hoaks!

Sebarkan artikel ini
Gerhana Matahari Cincin/ist

PROGRES BENTENG- Tepat dua hari menjelang Lebaran 2024, Indonesia bersiap menyaksikan fenomena langka: Gerhana Matahari Total (GMT).

Namun, ada keunikan tersendiri yang membedakan gerhana kali ini dari yang sebelumnya.

Simaklah sejumlah fakta menarik yang mengelilingi fenomena ini yang diprediksi terjadi pada Senin, 8 April 2024.

1. Tarian Ledakan Matahari:

Fenomena gerhana matahari kali ini tidak hanya sekadar mempesona dengan penutupan Matahari oleh Bulan, tetapi juga akan diiringi oleh ledakan-ledakan spektakuler di permukaan Matahari.

Menurut National Center for Atmospheric Research (NCAR), saat totalitas gerhana matahari terjadi, pandangan matahari dari Bumi akan terhalangi oleh Bulan, namun sisi tepinya masih akan terlihat.

Itulah momen di mana kita bisa menyaksikan tepian plasma Matahari yang tampak meledak-ledak.

Ledakan ini menjadi bukti aktivitas internal di pusat Tata Surya yang menarik untuk diamati.

2. Rute GMT dan Penampakan Bulan Sabit Syawal:

GMT akan menjadi pusat perhatian di Samudera Pasifik hingga Mazatlan, Meksiko, sebelum bergerak menuju Amerika Serikat, dari Texas hingga Maine.

Namun, bukan hanya fenomena GMT saja yang memikat perhatian, tetapi juga hubungannya dengan penampakan bulan sabit Syawal.

Fenomena GMT menjadi tanda bulan baru dan menandai akhir bulan Ramadan, yang berpotensi memengaruhi perayaan Lebaran di beberapa tempat.

3. Hoaks dan Kisah Nabi Yunus:

Namun, di balik keindahan gerhana matahari total ini, terdapat pula debu-debu hoaks yang mengaburkan fakta.

Klaim mengenai gerhana yang terjadi pada 8 April muncul di berbagai platform media sosial, dengan salah satu klaim yang menarik perhatian adalah tentang gerhana yang melewati kota-kota bernama Nineveh di Amerika Serikat dan Kanada.

Nineveh merupakan kota yang dikunjungi Nabi Yunus. Beberapa klaim menyebutkan gerhana pernah terjadi saat itu dan kembali akan terjadi di AS pekan depan.

Nabi Yunus dikisahkan dikirim ke Niniveh di Mesopotamia untuk berdakwah karena kota tersebut dinilai sudah menjadi pusat maksiat.

Namun, klaim ini terbukti salah karena hanya dua kota bernama Nineveh di Ohio dan Indiana yang akan terpengaruh oleh gerhana ini.

Ahli alkitab, Dan McClellan menjelaskan teori yang muncul tak benar. Salah satunya berdasarkan peta soal hal tersebut dari NASA menunjukkan hanya ada dua kota.

“Siapapun yang mengatakan kota tersebut dalam jalur totalitas antara berbohong soal lokasi mereka atau memanipulasinya,” jelasnya dikutip dari CNBC Indonesia.

Hal ini menjadi contoh bagaimana hoaks dapat merusak pemahaman tentang fenomena alam yang sebenarnya.

4. Debu Hoaks tentang Kegelapan 3 Hari:

Selain klaim tentang Nabi Yunus, beredar pula hoaks mengenai kegelapan selama 3 hari yang disebabkan oleh Bumi memasuki sabuk foton atau photon belt.

Pesan-pesan ini tersebar di berbagai platform media sosial, tetapi para peneliti dan ahli sains menegaskan bahwa itu hanyalah hoaks semata.

Mengenai ini, peneliti ahli utama Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaludin menyatakan Bumi tidak akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024.

“Jelas itu hoaks. Narasi Bumi memasuki photon belt [sabuk foton] juga tidak dikenal dalam sains,” kata Thomas.

Menurut peneliti ahli, Bumi tidak akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024, dan narasi tentang photon belt tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat.

Sementara itu, lama proses gerhana atau saat permukaan Bulan menutupi Matahari terjadi selama 4 menit 28 detik. Fenomena akan terjadi paling lama di Torreon, Meksiko mencapai 3,5 hingga 4 menit.

Perlu diingat Gerhana Matahari Total tak bisa dilihat secara langsung atau tanpa alat bantuan apapun. Hanya saat fase total saat permukaan Matahari ditutup Bulan bisa dilihat secara langsung.

Jadi, jika ingin menyaksikannya, Anda bisa melihatnya melalui online. Salah satu yang menayangkannya adalah kanal Youtube NASA Spanyol.

Dengan demikian, menyambut GMT 8 April 2024 tidak hanya tentang mengagumi keindahan alam semesta, tetapi juga tentang kehati-hatian dalam memilah informasi yang benar dari yang salah.

Semoga fenomena ini menjadi pengalaman yang memperkaya pengetahuan kita tentang alam semesta dan menginspirasi kita untuk terus belajar dan menjaga kebenaran dari kabut hoaks yang kadang mengaburkan pandangan kita.

 

Sumber: CNBC Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *