Teknologi

Diversifikasi Industri Energi, Molaes Tebu dan Sorgum Jadi Alternatif Bahan Baku Bioetanol

×

Diversifikasi Industri Energi, Molaes Tebu dan Sorgum Jadi Alternatif Bahan Baku Bioetanol

Sebarkan artikel ini
Bahan Baku Bioetanol/istimewa

PROGRES BENTENG- Pemerintah Indonesia telah merangkul upaya meningkatkan produksi bioetanol dari molases tebu untuk menjadi campuran Bahan Bakar Minyak (BBM).

Namun, pemimpin dari Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia, Soemitro Samadikoen, menyoroti fakta bahwa bahan baku untuk bioetanol tidak terbatas pada tebu semata.

Soemitro mengakui nilai besar dalam memanfaatkan tebu sebagai bahan baku bioetanol, terutama bagi para petani tebu. Namun, ia juga menekankan perlunya pemerintah melihat potensi dari tanaman lain yang belum tergarap sepenuhnya.

“Saya juga mendapatkan kabar dari kawan di NTT ada tanaman-tanaman kemiri juga yang itu bisa dan itu setelah kita konsultasikan di Kementerian Pertanian itu bagus juga, tinggal niat kita serius atau tidak,” ungkap Soemitro seperti dikutip dari CNBC Indonesia,Selasa (28/11/2023), dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Anggota Dewan Energi Nasional, Satya Widya Yudha, yang menegaskan bahwa bahan baku untuk bioetanol tidak harus terpaku pada molases tebu. Ia menyoroti sorgum sebagai salah satu alternatif yang layak untuk diekstrak menjadi produk bioetanol.

“Saya sepakat dengan Pak Soemitro tidak cuma hanya molases sebetulnya kalau kita melihat tanaman-tanaman lain yang bisa sebagai substitusi daripada etanol seperti misalkan sorgum itu juga bisa menjadi salah satu apa contoh yang kita bisa kembangkan,” paparnya.

Satya mengungkapkan bahwa produksi bioetanol di Indonesia saat ini masih sekitar 40 ribu KL per tahun. Jika bergantung hanya pada molases tebu, diperlukan penambahan lahan perkebunan tebu untuk memenuhi kebutuhan produksi bioetanol.

“Jadi di samping kalau kita masih mempertahankan penggunaan tebu ya memang luas lahan itu merepresentasikan jumlah daripada molases kedepannya,” tambahnya.

Pendekatan yang lebih luas terhadap bahan baku bioetanol menunjukkan potensi yang lebih besar bagi industri ini. Dengan mempertimbangkan tanaman lain seperti kemiri atau sorgum sebagai alternatif, Indonesia dapat memperluas basis produksi bioetanol tanpa terlalu tergantung pada satu sumber bahan baku saja.

 

sumber: CNBC Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *