Politik

Pesan Belakangan, Rafale F4 Indonesia Bakal Dikirim Duluan Ketimbang Pesanan UEA

×

Pesan Belakangan, Rafale F4 Indonesia Bakal Dikirim Duluan Ketimbang Pesanan UEA

Sebarkan artikel ini
rafale f4
Jet Tempur Rafale F4 (Foto: Istimewa)

PROGRES BENTENG – Indonesia akan menerima unit pesawat tempur Rafale F4 lebih dahulu ketimbang Uni Emirat Arab. Padahal UEA telah terlebih dahulu mengikat kontrak besar untuk membeli 80 unit Rafale F4 senilai 14 miliar euro pada awal Desember 2021.

Indonesia diperkirakan akan menerima unit pertama pada tahun 2026, sesuai dengan pengungkapan sebelumnya dari Dassault Aviation. Seperti diketahui Kementerian Pertahanan RI sudah menandatangani kontrak pengadaan jet tempur Rafale berlaku September 2022.

Menurut Defense Express (14/11/2023), Uni Emirat Arab diperkirakan baru akan menerima unit perdana Rafale F4 pada tahun 2027. Seharusnya dijadwalkan tiba pada tahun 2026.

Mengapa pesanan Rafale untuk Uni Emirat Arab akan tiba lebih lambat dibandingkan dengan Indonesia, yang kontraknya efektif belakangan?

Ternyata sebabnya karena ada rencana EDGE Group, raksasa pertahanan asal UEA, yang berencana mempersenjatai jet tempur Rafale F4 dengan amunisi presisi tinggi buatan anak perusahaannya, Al Tariq. Theunis Botha, CEO Al Tariq, mengungkapkan bahwa proses integrasi senjata tersebut berlangsung, dan kontrak yang diperlukan sudah diselesaikan.

Botha menjelaskan bahwa amunisi seperti bom udara berpemandu Mk81, Mk82, dan Mk83 akan diintegrasikan ke dalam jet tempur Rafale. Proses integrasi ini diharapkan selesai saat Uni Emirat Arab menerima jet tempur Rafale pertamanya. Selain itu, dia berharap Dassault Aviation akan memberikan izin resmi untuk integrasi ini.

Pengiriman keseluruhan 80 unit Rafale F4 direncanakan antara tahun 2026 dan 2031, namun, pesawat pertama kemungkinan akan mengalami penundaan. Botha menegaskan bahwa pengiriman sekitar tahun 2027 kemungkinan besar akan terjadi.

Sebagai informasi yang dikutip dari Indomiliter.com, Al Tariq adalah produsen peralatan militer yang mengkhususkan diri dalam produksi bom pintar. Perusahaan ini berkolaborasi dengan Denel Dynamics dari Afrika Selatan untuk merilis kit munisi presisi jarak jauh untuk bom MK83. Kit pemandu yang dipasang pada bom MK83 memungkinkan bom seberat 453 kg itu meluncur hingga jarak 120 km dengan menggunakan teknologi kombinasi GNSS/INS anti jamming, Imaging Infrared (IIR) dengan kemampuan Automatic Target Recognition (ATR) lengkap, dan semi-active laser seekers untuk menghadapi sasaran bergerak dan yang berpindah tempat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *