Hiburan

Mereka yang Tak Terlihat (2017): Menyelami Dimensi Tak Kasat Mata

×

Mereka yang Tak Terlihat (2017): Menyelami Dimensi Tak Kasat Mata

Sebarkan artikel ini
Mereka yang Tak Terlihat/istimewa

PROGRES BENTENG– Film “Mereka yang Tak Terlihat” menggambarkan kisah Lidya (diperankan oleh Sophia Latjuba), seorang ibu tunggal dari dua putrinya, Saras (Estelle Linden) dan Laras (Bianca Astrid).

Perbedaan usia Lima tahun antara Saras dan Laras tak pernah menghalangi kedekatan mereka. Namun, sejak kecil, Saras menunjukkan ketidakbiasaan; dia memiliki kemampuan indigo untuk melihat makhluk-makhluk tak terlihat, seperti hantu dan jin.

Sayangnya, hal ini tak pernah dipahami oleh Lidya, yang justru menjauhkan diri dari Saras karena kesulitan menerima perbedaan anaknya.

Ketika Saras menginjak usia 17 tahun, dua kali ia kesurupan, memunculkan kekhawatiran mendalam pada Lidya. Lidya meminta bantuan Tante Rima (Rowiena Umboh), seorang psikolog, namun Tante Rima menegaskan bahwa hanya Lidya yang bisa menangani Saras sebagai ibu kandungnya.

Konflik semakin terurai saat Saras didatangi oleh arwah Dinda (Frisly Balqis), seorang siswi SMA yang meninggal karena perundungan di sekolah.

Dinda ingin menyampaikan kebenaran tentang kematiannya kepada ibunya, Dayu (Dayu Wijanto), berharap Dayu bisa memaafkan Citra (Aliyah Faizah), yang disalahkan sebagai penyebab kematian Dinda.

Hubungan Saras dan Lidya semakin tegang. Lidya merasa putrinya tak pernah mendengarkannya, sementara Saras merasa tidak dipercaya oleh ibunya.

Keduanya saling menyalahkan hingga suatu peristiwa penting mengubah keluarga mereka. Hanya satu kata maaf yang mampu menyatukan mereka kembali.

Film ini menggambarkan dinamika hubungan antara seorang ibu dan anak, serta kompleksitas menerima perbedaan di tengah-tengah situasi yang rumit.

Kelebihan Saras dalam melihat dunia tak kasat mata menjadi sebuah tantangan besar bagi Lidya yang berusaha memahami dan menerima anaknya apa adanya.

Mereka yang Tak Terlihat” mengajak penonton merenung tentang arti kesetiaan, kepercayaan, dan sebuah maaf yang mampu menyatukan hati yang terpisah. Dalam akhirnya, film ini adalah tentang cinta tanpa batas antara seorang ibu dan anak, meskipun terdapat jurang pemahaman yang dalam.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *