PROGRES BENTENG- Film komedi klasik “Mana Tahan” menghadirkan kekhasan trio Warkop Prambors bersama penyanyi dangdut legendaris Elvy Sukaesih.
Ceritanya mengisahkan perjalanan Indro dan Dono, dua pemuda dari daerah yang bertemu di perjalanan menuju Jakarta dengan tujuan mendaftar di sebuah universitas.
Sinopsis
Keduanya akhirnya berbagi kos dengan Rahayu Effendi, bersama dengan teman kos lainnya, Kasino dan Nanu.
Ciri khas humor Warkop yang mempertahankan keunikan budaya Jawa, Batak, dan Betawi menjadi daya tarik utama film ini.
Di tengah suasana kos yang riuh, ada kehadiran Elvy Sukaesih sebagai pembantu seksi yang turut menyemarakkan cerita.
Para pemain utama film ini adalah Dono, Indro, Kasino, dan Nanu, yang secara brilian menghidupkan karakter-karakter mereka dalam cerita.
Sementara Elvy Sukaesih, Kusno Sudjarwadi, Mustafa, dan Rahayu Effendi turut memberikan nuansa yang memeriahkan adegan-adegan dalam film.
Film “Mana Tahan” berhasil menyajikan humor khas ala Warkop Prambors yang selalu mengundang tawa, ditambah dengan sentuhan musik dangdut Elvy Sukaesih yang menambah keseruan dalam alur cerita.
Meskipun terfokus pada keinginan Indro dan Dono untuk meraih pendidikan di Jakarta, konflik-konflik kecil dan humor-humor khas Warkop menjadi bumbu utama yang membuat film ini begitu menghibur.
Dalam keseluruhan, “Mana Tahan” bukan hanya sekadar kisah perjuangan masuk universitas, tetapi juga adalah perpaduan yang mengasyikkan antara komedi khas Warkop dan musik dangdut, menjadikannya salah satu film yang dikenang dalam sejarah perfilman Indonesia.