Hiburan

Malam Satu Suro, Kisah Mistis Sundel Bolong yang Penuh Dendam

sinopsis Malam Satu Suro/istimewa

PROGRES BENTENG– Film “Malam Satu Suro (1988)” adalah salah satu film horor klasik Indonesia yang mengisahkan tentang arwah gentayangan seorang wanita bernama Suketi yang diubah menjadi Sundel Bolong oleh seorang dukun Jawa sakti.

Film ini disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra dan diperankan oleh Suzzanna, Fendy Pradana, dan aktor lainnya. Kisah ini menggabungkan unsur mistis Jawa dengan konflik keluarga dan balas dendam yang menegangkan.

Pemanggilan Sundel Bolong

Cerita dimulai di tengah hutan, di mana arwah Suketi, yang gentayangan dan berwujud Sundel Bolong, dipanggil dari kuburannya oleh Ki Rengga, seorang dukun Jawa sakti.

Ki Rengga bertekad menjadikan Suketi sebagai anak angkatnya. Dengan merapal mantra kuno berbahasa Jawa dan menancapkan paku keramat di kepala Suketi, arwah penasaran itu kembali berubah menjadi manusia.

Cinta dan Perkawinan

Kemudian, cerita beralih ke dua pemuda dari Jakarta, Bardo Ardiyanto (diperankan oleh Fendy Pradana) dan temannya Hari, yang sedang berburu di hutan.

Bardo hampir membunuh seekor kelinci, tetapi ditahan oleh seorang wanita cantik yang tak lain adalah Suketi. Mereka berdua kemudian jatuh cinta, dan Bardo bermaksud untuk melamarnya.

Lama kelamaan, Ki Rengga mengizinkan pernikahan mereka dengan syarat bahwa pernikahan harus diadakan pada “Malam satu Suro” dalam ritual kuno di tengah hutan yang hanya dihadiri oleh sang dukun Jawa dan pasangan pengantin.

Beberapa tahun kemudian, Suketi dan Bardo bahagia dengan dua anak mereka, Rio dan Preti. Keluarga mereka menjadi kaya raya, sebagian disebabkan oleh legenda bahwa menikahi Sundel Bolong akan membuat seseorang menjadi kaya.

Balas Dendam dan Perpisahan

Namun, situasi menjadi rumit ketika Joni, seorang pengusaha licik, berusaha membalas dendam pada Bardo karena penolakannya terhadap tawaran bisnis yang curang.

Joni mencari tahu bahwa Suketi dulunya adalah Sundel Bolong, dan dengan bantuan dukun Mak Talo, ia mengubah Suketi kembali menjadi hantu tersebut. Joni juga menculik Preti, anak Suketi dan Bardo, yang tragis terbunuh dalam prosesnya.

Suketi, yang marah dan berduka, mulai membalas dendam dengan cara-cara yang kejam terhadap komplotan penjahat Joni.

Ia mengganggu masyarakat di sekitar kuburan Preti dengan cara yang seram dan kadang-kadang lucu. Puncak cerita terjadi ketika Bardo menyadari asal-usul sejati Suketi dan anaknya yang telah meninggal.

Perpisahan yang Sedih

Akhirnya, Suketi, yang kini Sundel Bolong, berusaha untuk kembali ke keluarganya. Dia menyanyikan lagu “Selamat Malam” oleh Vina Panduwinata sambil bermain piano, yang membangunkan Bardo dan Rio.

Mereka menyadari bahwa mereka hidup di alam yang berbeda, dan Suketi pun pergi, meninggalkan pesan untuk Bardo dan Rio. Setelah membalas dendamnya, dia kembali ke alamnya.

Malam Satu Suro (1988)” adalah sebuah film horor Indonesia yang memadukan cerita cinta, mistisisme Jawa, dan balas dendam.

Kisah tentang Suketi yang menjadi Sundel Bolong dan perjuangannya untuk membalas dendam atas kematian anaknya menghadirkan ketegangan dan adegan mengerikan yang juga diselipi dengan elemen-elemen komedi.

Film ini menggambarkan perpisahan yang menyedihkan antara keluarga yang telah dihantui oleh tragedi dan arwah gentayangan. Dalam akhir yang penuh emosi, “Malam Satu Suro” berhasil menyajikan kisah yang unik dan berkesan bagi penggemar film horor Indonesia.

Exit mobile version