
BENTENG, PROGRES.ID – Setelah aksi demonstrasi ratusan wali murid SD Negeri 15 Benteng beberapa waktu lalu, saat ini aktivitas di SD Negeri 15 Benteng kembali berjalan normal.
Kepala SD Negeri 15 Benteng Yulis Setyawati mengaku sudah didatangi tim investigasi dari Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga (Dikpora) Benteng untuk mencari fakta terkait pungli yang ditujukan kepadanya.
“Semua sudah mereka cek di sekolah, bahkan menghadirkan komite dan perwakilan wali murid. Terus terang, mulai dari daftar hadir setiap rapat komite semua lengkap, termasuk undangan dan daftar hadir,” ungkap Yulis saat memberikan keterangan pers kepada jurnalis, Rabu (30/01/2020).
Yulis mengaku tidak menyalahkan aksi yang dilakukan sejumlah wali murid yang meminta dirinya mundur dan diganti. Ia hanya menganggap itu sebagai upaya mengingatkannya untuk menjadi lebih baik.
“Saya hanya menganggap kejadian tersebut pelajaran buat saya,” ungkapnya.
Untuk diketahui, ada 7 catatan dan tuntutan wali murid yang melakukan unjuk rasa beberapa waktu lalu. Diantaranya, ada pungli untuk pembuatan sumur bor, namun belum terealisasi. Kemudian, hadiah lomba tidak pernah diberikan ke siswa. Lalu, ada beberapa aset sekolah dibawa pulang termasuk mengeluhkan toilet yang selalu dikunci.
Berdasarkan tuntutan tersebut, Yulis mengaku sudah dilakukan investigasi oleh tim Dikpora. Ia memastikan, tudingan itu keliru.
“Pembuatan sumur bor sudah melalui rapat komite dan wali murid setuju menyumbang Rp 100 ribu, ada berita acaranya. Sumur bor kini sudah selesai dibuat, rincian pembuatan sumur bor ditemukan lengkap, mulai dari dokumentasi rapat serta jumlah uang yang terpakai dan sisa saldo,” bebernya.
Yulis juga menampik semua tuduhan demonstran yang dialamatkan kepadanya terkait fasilitas di komplek sekolah yang tidak dapat digunakan.
“Termasuk tudingan yang lainnya, seperti WC (Water Closet) yang terkunci. Selama masih ada aktivitas sekolah, WC tidak pernah dikunci, kecuali hari libur memang kita kunci untuk menjaga kebersihan,” tutup Yulis.(hdn)