Protes Hingga Tolak Dicabut, Serba Serbi Penertiban Pelanggan PDAM di Benteng

Protes
Seorang pelanggan PDAM Tirta Raflesia protes karena sambungan air bersih miliknya akan dicabut (Foto: Hendry Dunan/PROGRES BENTENG)
Protes
Seorang pelanggan PDAM Tirta Raflesia protes karena sambungan air bersih miliknya akan dicabut (Foto: Hendry Dunan/PROGRES BENTENG)

PROGRES.ID, BENTENG – Bermacam-macam reaksi pelanggan PDAM Tirta Raflesia di Bengkulu Tengah (Benteng) saat diberi sanksi oleh manajemen PDAM Tirta Raflesia di Bengkulu Tengah (Benteng). Ada yang pasrah, ada yang protes hingga ada yang menolak sambungannya diputus.

Salah satu pelanggan yang dinilai bermasalah adalah Kahar. Ia merupakan satu dari seribu pelanggan yang tercatat tidak tertib.

Saat petugas PDAM ingin mencabut sambungan, terlihat pelanggan yang satu ini marah besar. Ia menganggap meteran pipa merupakan hak-nya dan manajemen PDAM tak berhak mengambil meteran tersebut.

“Saya tidak tahu kalau aturan seperti itu, yang jelas setahu saya meteran ini punya saya bukan milik PDAM,” kesal warga Talang Pauh ini.

Beruntung aksi protes pelanggan ini bisa diredam oleh pihak PDAM dengan cara menjelaskan secara perlahan kepada pelanggan tersebut.

Direktur PDAM Tirta Raflesia Siti Yuningsih mengatakan, sejak 2 hari terakhir, manajemen PDAM mulai melakukan penertiban dan memberikan sanksi tegas bagi pelanggan yang menunggak pembayaran.

Ribuan pelanggan yang tersebar di 3 kecamatan, yakni Kecamatan Talang Empat, Pondok Kelapa dan Karang Tinggi didatangi satu persatu. Sanksi yang diberikan ada yang hanya membuat surat pernyataan siap melunasi dengan jangkawaktu tertentu dan ada pula pencabutan meteran.

“Dari 3.000 pelanggan, tercatat ada 1.000 pelanggan yang menunggak. Jika di Rupiah-kan sudah mencapai Rp 600 juta. Surat peringatan sudah kami layangkan, namun tidak juga ada itikat baik pelanggan, makanya kami ambil sanksi tegas,” ungkap Siti.(hdn)

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *