PROGRES.ID, BENTENG – Meski kasus dugaan asusila yang ditudingkan keppada Kades Jayakarta telah diputuskan Inspektorat Bengkulu Tengah (Benteng), namun polemik yang terjadi antara kubu pro Kades dan Kubu BPD Jayakarta masih saja berlanjut. BPD yang tidak terima dengan hasil putusan Inspektorat terus mencari fakta yang dilakukan sang kades Agus Siswanto.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Adat Desa Jayakarta Sarpani meminta BPD untuk tidak asal membawa nama warga. Jika memang ada warga yang mendukung BPD, jumlahnya tidak seberapa.
“Saya sebagai tokoh masyarakat sudah mendatangi sebagian besar warga Jayakarta ini. Saya tegaskan tidak ada warga yang mendukung tudingan BPD, bahkan warga saat ini lebih memilih ke kebun ketimbang mengurusi masalah isu kades yang tidak jelas ini. Jadi saya harap sudahlah kita hormati keputusan yang sudah dikeluarkan pemerintah daerah,” tegasnya.
Kabarnya Istri Sekdes Makan Racun Nyamuk?
Diduga tidak tahan dengan polemik yang terus terjadi di desanya, istri Sekdes Jayakarta dikabarkan melakukan percobaan bunuh diri dengan cara memakan racun nyamuk bakar yang ada di rumahnya.
Menurut warga Jayakarta, Saipul, aksi nekat sang istri sekdes terjadi beberapa hari lalu. Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu, sehingga nyawanya bisa diselamatkan.
“Kami tahu kabar ini dari keluarganya sendiri yang mengantarkan korban ke rumah sakit. Selain itu kami juga menjenguk ke rumah sakit dan hasilnya memang ada dia dirawat di sana,” jelasnya.
Ditemui di kantor Desa Jayakarta, Ketua Adat Jayakarta membantah jika istri Sekdes dilarikan ke RSMY lantaran melakukan percobaan bunuh diri.
“Siapa bilang istri Sekdes keracunan, dia dibawa ke rumah sakit karena demam, panasnya tinggi. Tidak benar info itu,” bantahnya.
Sementara, Kades Jayakarta Agus Siswanto mengaku sejauh ini ia masih sabar atas kasus yang menimpanya. Namun menurutnya jika nanti sudah melewati batas maka tidak menutup kemungkinan oknum dibalik semua ini akan dilaporkan dan akan diusir dari Desa Jayakarta.
“Saya ini tidak mau masalah ini terus berlarut, apalagi sampai saling lapor. Nggak mungkin kan kades melaporkan warganya atau perangkatnya sendiri. Yang jelas saat ini saya hanya berharap semua bisa duduk bersama untuk membangun desa ini,” harapnya.(hdn)